Jumat, 08 Februari 2019

WARUNG KOPI SEBAGAI PENCIPTA DUNIA SIMULASI VIRTUAL DAN BENTUK “EKSTASI” KONSUMERISME VIRTUAL MASYARAKAT ACEH

Tidak ada komentar:
Setelah tulisan pertama yang pernah saya publikasikan beberapa waktu lalu  berjudul "Pudarnya Pesona Komunikasi Tatap Muka di Warung Kopi" (baca di sini), kali ini saya tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai fenomena warung kopi kontemporer di Aceh saat ini.
Pada tulisan yang lampau, ada dua konsep yang saya tekankan, yaitu hiperealitas dan online disinhibition effect. Maka pada pembahasan lebih jauh, dapat dikaji bahwasanya posisi masyarakat Aceh dan kebiasaan mereka memanfaatkan warung kopi sebagai media untuk berselancar di dunia maya,

Kamis, 07 Februari 2019

Pudarnya Pesona Komunikasi Tatap Muka di Warung Kopi

Tidak ada komentar:
IMG_20180106_205638_351.jpg
Tradisi duduk di warung kopi memang sudah sejak lama dikenal oleh masyarakat Aceh dan mampu bertahan hingga saat ini. Warung kopi di Aceh hadir dalam bentuk yang beragam dan dapat ditemukan hampir di sepanjang jalan. Bagi masyarakat Aceh, warung kopi menjadi media komunikasi untuk berdiskusi dan bersilaturahim dengan sesama rekannya.

Rabu, 06 Februari 2019

JANGAN MAU MENJADI GENERASI LEBAY: Ayo! Lebih Kritis Terhadap Isi Media

Tidak ada komentar:
Pada masa lalu, ketika dunia pertelevisian kita hanya diisi oleh TVRI, anak-anak dan remaja hanya mendapat hiburan dari tokoh boneka semacam Pak Raden, Si Unyil, Pak Ogah, dan lain-lain dalam serial Boneka si Unyil. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman, ketika mulai bermunculan siaran televisi swasta, anak-anak dan remaja kita mulai kebingungan dengan pilihan tontonan mereka, alias keriuhan yang membingungkan." ~Kutipan dalam buku Kedaulatan Frekuensi, KPI.

Bukan hal asing lagi jika kita menyalakan televisi kita, maka yang kita temukan adalah tayangan yang 'sejenis' rasanya. Entah itu tayangan musik, reality show, sinetron, parodi, uka-uka, dsb.

Mengapa saya katakan sejenis? Karena hampir di setiap stasiun televisi, tema yang diusung per program acara hiburan adalah sama. Sama-sama tidak jelas format acaranya, selain untuk sekadar hiburan atau senang-senang belaka.

Jika kita merujuk kembali pada UU. No. 40 tahun 1999 tentang Pers dan UU No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, di sana secara jelas sudah diatur bagaimana fungsi media massa dan standar format tayangan televisi yang layak itu seperti apa. Setidaknya, ada empat fungsi institusi media yang harus dijalankan: edukasi, hiburan, persuasi, dan kontrol sosial. Namun, apakah ini benar-benar sudah dijalankan dengan baik?

Sabtu, 02 Februari 2019

WORKING MOMS IN A DILLEMA: JADILAH IBU YANG TERBAIK

Tidak ada komentar:
Sedari awal saya memutuskan untuk menjadi seorang perempuan karir, itu artinya saya harus siap dengan segala konsekuensi yang dihadapkan setelahnya. Menjadi seorang perempuan karir seperti saya ini tentu saja tidak seindah apa yang terlihat, banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah menghadapi bagaimana pandangan-pandangan sosial pada umumnya, dan bagaimana menyiasati teknik pengasuhan anak atau mengurus rumah tangga di tengah-tengah persepsi sosial di sekitar.