Kamis, 28 November 2013

Selama Mereka (Orang Tua) Masih Bersamamu

Ketika Berkunjung ke Meuseum Tsunami (2010)
Kamu tau? Perasaan menyesal setelah kehilangan seseorang yang kamu sayangi dan cintai, ketika ternyata ada banyak hal yang tidak mampu kamu berikan kepadanya dengan tulus. Ternyata benar-benar memilukan. Apalagi, jika hal-hal tersebut baru kamu sadari setelah dia tiada. Suatu keterlambatan yang sangat terlambat.

Tahun 2013 ini, sepertinya menjadi "tahun terparah" untuk penyakit insomniaku.  Jujur, saat ini aku mengalami kesulitan untuk mengatur jadwal tidur malamku. Menjelang waktu tidur, meskipun sudah berkali-kali menguap, namun tetap saja tak kunjung terlelap. Paling cepat ya pukul 12 malam, tapi kalau mata tidak bersahabat ya sering kali pukul 3 dini hari baru bisa terlelap. Dan itu pun tidak terlalu nyenyak.

Insomnia ini bermula semenjak Maret 2013, ketika mengetahui bahwa ayahku mengidap kanker hati stadium IV setelah check up di Penang. Setiap malam, aku selalu dibayang-bayangi oleh kekhawatiran dan mimpi-mimpi buruk tentang ayahku. Aku takut tidur, takut jika aku terbangun maka mimpi burukku itu akan berubah menjadi nyata. Bahwa aku akan kehilangan ayahku.

Semenjak di Penang, tanda-tanda buruk itu sebenarnya memang sudah terlihat.  Ibuku ketika itu bercerita bahwa beliau mimpi aneh, di dalam mimpinya beliau melihat ayahku berjalan melewatinya untuk menemui almarhum kakekku (ayah dari ayahku) di sebuah kamar. Selain itu, ayahku juga bermimpi kalau beliau bertemu dengan semua anggota keluarganya yang sudah duluan tiada, dalam mimpi itu ayahku disambut mereka dengan bahagia. Seakan-akan kehadirannya memang sudah ditunggu-tunggu, sebagai pemimpin doa mereka.

Memang, sepulang dari Penang kondisi ayah semakin memburuk. Kondisi paling buruknya adalah menjelang dua bulan terakhir sebelum kepergiannya. Dan selama dua bulan terakhir itu pula, aku dan ibu memang selalu menemani ayah. Dua adikku sedang kuliah di Banda Aceh, dan abangku belum bisa kembali dari kuliahnya di Jerman. Dalam dua bulan itu pula, aku dan ibu memberi perhatian penuh kepada ayah. Bersama-sama merawat beliau...

Setelah Wisuda Abang, di kawasan Monas (2011)
Selama dua bulan itu, ada banyak hal yang terjadi. Dan hal-hal itu masih terlekat erat dalam bayang-bayang pikiranku hingga saat ini. Dua bulan beliau keluar masuk rumah sakit semenjak April hingga Mei 2013, hingga pada akhirnya pada Juni 2013 selama sebulan penuh beliau terbaring tak berdaya di rumah sakit. Sangat jelas terbayang bagaimana ayah menjalani masa-masa kritisnya, bagaimana beliau selalu sabar dan tidak pernah mengeluh, bagaimana rasanya ketika beliau sakit namun keluarga tidak bisa dengan lengkap di sisinya, dan bagaimana ibuku dengan segala kemampuan dan ketulusannya mengurusi ayahku. 

Sebulan sebelum ayah meninggal, beliau juga memberikan tanda bahwa selama beberapa malam mimpi yang aneh. Dalam mimpi-mimpi tersebut, beliau bertemu dengan kenalan-kenalan yang sudah tiada. Seperti almarhumah nenek, eyangku, dan teman-temannya. Dalam mimpi tersebut, beliau disambut dengan senang oleh mereka dan diberikan makan yang enak-enak. Dan setelah beliau dirawat di rumah sakit (lagi), aku pun lagi-lagi bermimpi, beliau menarik lenganku dan mencium keningku, meminta pamit. Belum lagi mimpi-mimpiku lainnya, setelah dia tiada pada 2 Juli 2013. Hari ketujuh setelah beliau meninggal, beliau datang ke mimpiku juga seakan-akan hendak pamitan (lagi). Dan hingga saat ini pun, beliau masih sering datang ke mimpiku.

Bayang-bayangan tentang ayahku itu hingga kini masih terlintas di pikiranku, terlebih lagi saat aku mulai menutup mata menjelang tidur. Yah, semacam bentuk penyesalan. Bahwa aku tidak bisa memberikan perhatian yang terbaik kepada kedua orang tuaku, bahwa aku tidak mampu mengurusi mereka dengan baik, bahwa aku benar-benar sangat banyak mengecewakan mereka, bahwa aku tidak sempat mengucapkan kata maaf pada ayahku sebelum beliau meninggal, dan begitu banyak kesalahan-kesalahan lainnya yang saat ini sangat kusesalkan. Sebagai anak, aku merasa sangat berdosa. Karena tidak bisa menjadi anak yang baik bagi mereka.

Perjalanan Pulang dari Penang (2013)
Memang penyesalan selalu saja datang terlambat. Terlalu banyak, dosa yang kita lakukan kepada orang tua kita dan baru kita sadari setelah mereka tiada. Dan ketika kita menyadari itu, semuanya telah terlambat. Sungguh, rasa penyesalan seperti itu menjadi bayang-bayang yang sangat menyakitkan. 

Bagi kalian yang masih memiliki kedua orang tua, sebaiknya benar-benar bersikap taat kepada mereka. Usahakan beri perhatian yang baik kepada mereka. Urusi mereka dengan baik dan ikhlas, jangan abaikan mereka. Karena perhatian dari seorang anak lah yang mampu memberikan kekuatan kepada mereka. Perasaan kehilangan orang tua itu benar-benar tidak mengenakkan, karena rasanya seperti kehilangan sebagian dari hidupmu, seperti hilang separuh dari kekuatan hidupmu. Dan perasaan kehilangan itu benar-benar sulit untuk ditata kembali, sangat sulit. Karena kita harus bisa membiasakan diri dengan ketiadaannya, apalagi jika sering bersama. Dan itu membutuhkan waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar