KATA Falafu sih, diam dan tak saling menyapa itu bukan berarti tidak
memikirkan. Bisa saja, karena terlalu menahan rindu, lantas menjadi
bisu.
Percaya ga percaya, hal seperti ini biasa terjadi. Entah karena terlalu malu untuk memulai, atau justru terlalu segan, sehingga pada akhirnya menindas perasaan rindu itu sendiri. Ah, manusia!
Gengsi atau ogah-ogahan memulai, pada akhirnya justru tidak memberikan hasil yang baik. Toh, ujung-ujungnya yang menyesal juga siapa? Ya manusia yang merindu itu.
Zaman sekarang, mau rindu-rinduan sama siapa saja sebenarnya sudah sangat mudah. Banyak media yang bisa jadi penghubung untuk menghilangkan rasa rindu. Kalau ga mau telponan (alasan malu atau ga ada bahan bicara) ya bisa sms-an. Apalagi, media komunikasi saat ini sudah ada BBM-an lah, Whatsap-an lah, Line, Wechat, Twitter, Facebook, wa sahibatuha lah pokoknya. Lantas, apanya yang susah? Ya komunikasinya.
Memang, kalau sudah menyangkut permasalahan perasaan, agak ribet jadinya. Mikir terlalu muluk-muluk sih, banyak sekali pertimbangannya. Takut dianya ga ngerespon lah, takut ngeganggu waktunya lah, atau apalah alasan yang dibuat-buat lainnya. Padahal, tinggal bilang "Hai, kamu apa kabar?" terus send!. Gitu saja kok repot!. Huft (Ngatain gini sih memang mudah, tapi susah dijalaninya. Haha)
Kalau memang rindu, jangan gengsi. Kalau memang penasaran, apa salahnya memulai duluan dengan komunikasi yang dibawa santai saja. Jangan terlalu berharap muluk-muluk. Komunikasi seperti biasa saja layaknya seorang teman. Ya sekedar untuk menjaga silaturahmi kan ga apa-apa, basa-basi cas cis cus lah buat sekedar tahu kabarnya gimana.
Selanjutnya, ya whatever. What ever will be, will be. Punya keberanian untuk memulainya saja sudah cukup baikkan? :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar