Sa....teeeeee......eeee....eeee!
Nah, kalau sudah terdengar bunyi seperti itu, biasanya saya dan teman sekosan langsung sigap memanggil bapak penjual sate keliling yang satu itu. Selama di sini, bapak tersebut masih menjadi satu-satunya penjual sate favorit kami. Rasanya lumayan enak, dan porsinya pun banyak.
Tapi sayangnya, kami sering di PHP-in sama bapak yang satu ini. Duh ~
Ternyata, yang PHP itu ga cuma gebetan atau calon pasangan doang. Bapak penjual sate pun, bisa begitu. Yah, kok bisa? Ya bisa dong, namanya juga manusia. Hehe...
Karena jadi satu-satunya penjual sate keliling yang melewati kos-kosan kami, kami jadi mengharap lebih kepada bapak sate yang satu ini. Kata si bapak, beliau sering lewat di daerah sekitar kos-kosan kami. Tapi ntah mengapa, kalau giliran ditungguin saja itu bapak ga lewat-lewat di depan kosan. Pas gak ditungguin, atau kami udah pasrah lantas keluar kosan dan mencari makanan lain, eh tiba-tiba bapak sate lewat gitu saja. Gimana ga PHP coba! Hahaha.
Penjual sate yang satu ini unik. Begitu mendengar suara "panggilannya", dari jauh kami sudah bisa langsung tahu kalau itu penjual sate yang biasa kami tunggu. Tidak seperti penjual sate yang lain, bapak sate ini menggunakan suara rekaman yang khas sebagai ciri khasnya ketika berjualan. Sa...teee....ee...ee....ee...ee! Suaranya terdengar lucu, nyaring, dan mendayu-dayu gitu lah pokoknya. :D
Bapak itu sudah lumayan berumur, tapi masih terlihat kuat berkeliling untuk berjualan. Katanya sih aslinya orang Jogjakarta, tapi pindah ke sini untuk nyari peruntungan. Biasanya mangkal di daerah Pleburan Barat, baru keliling-keliling di seputaran jalan Pleburan dan Singosari. Hmm, semoga dagangan bapak selalu laris manis ya pak. :)
Satenya lumayan enak, yaitu sate ayam yang pakai kuah kacang. Sate di sini berbeda dengan di Aceh. Kalau di sini, satenya pake kuah kacang terus ditambah berambang dan lombok mentah. Tidak ada sate Padang yang kuahnya khas. Terus, daging ayamnya pun lembut. Enak di mulut.
Kalau di Aceh, selain sate pake kuah kacang ada juga sate padang yang rasanya agak-agak pedas di mulut. Dan itu tidak pakai berambang dan lombok yang dijadikan acar. Tapi cuma ditambah bawang goreng saja. Biasanya, sate keliling di Aceh jarang ada yang enak. Rasanya pas-pasan sekali lah. Dan kebanyakan pakai tetelan atau ayam yang tidak begitu lembut dagingnya. Kecuali sate yang dijual di tempat-tempat tertentu, itu rasanya lumayan enak-enak. Apalagi sate matang, wuih! Lengkap dengan kuah kaldu dan bumbu kacangnya, rasanya itu bikin sensasi tersendiri di lidah. Heuheu ~ (curhat pecinta sate nih).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar