Hari ini, Abu dipindahkan ke RSU Ujung Fatihah di Nagan Raya. Di sini Abu akan di endoskopi. Kata dokter yang merawat Abu, perut beliau akan dimasukkan selang (endoskop) agar cairan yang ada di perut Abu dapat disedot, dan lambung atau usus Abu diikat. Ntahlah, ntah apa yang akan diperbuat oleh dokter. Aku pun tidak terlalu mengerti.
Memang sudah beberapa bulan ini abu divonis mengidap sirosi hati yang sudah meningkat ke kanker hati stadium 4. Awalnya, abu mengeluh sering merasa lelah dan konsul ke Dr. Fauzi di Banda Aceh pada Desember 2012 lalu. Dan Dr. Fauzi mengatakan kalau Abu mengidap Hepatitis B kronis. Hmm...
Akhir Februari 2013 seminggu setelah merayakan acara kelulusan S1 ku, kondisi Abu tiba-tiba memburuk dan harus dirawat di klinik Graha Umi selama sepuluh hari. Di klinik Abu diperiksa oleh Dr. Illum, spesial penyakit dalam. Dan diketahui hasil bahwa Abu ternyata sudah mengidap sirosi hati atau kanker hati tingkat lanjut. Kedua sisi di organ hati abu ada benjolan-benjolan dan bercak-bercak kanker....:(
Setelah kondisi Abu sedikit membaik, berdasarkan saran dokter pada tanggal 5 maret 2013 Abu dikeluarkan dari klinik dan dirujuk ke Penang untuk pemeriksaan lebih lanjut. Nah, di sini kami mendapatkan musibah. Di hari Aku akan memesan tiket menuju Penang, kami mendapat kabar dari Banda bahwa Tu (kakek) telah meninggal dunia.Terpaksa kami membatalkan jadwal keberangkatan ke Penang, dan selama lima hari mengurusi kanduri untuk Tu di kampung.
Pada hari ke-5 Tu meninggal, aku, Abu, Mamak dan Cekbit berangkat ke Penang. Kami berada di Penang selama seminggu.
Abu diperiksa di RS Lam Wah E, salah satu RS terbaik di Penang. Berdasarkan pemeriksaan oleh Dr. Law di sana, ternyata hasilnya tetap saja sama dengan hasil selama di Aceh. Abu mengidap sirosi hati. Tidak bisa dioperasi atau pun dikemoterapi. Karena hati Abu sudah mengecut, dan penyebaran sel kanker sudah berada di kedua sisi hati. Yah, solusinya hanyalah perawatan hati dengan mengkonsumsi obat-obatan dan menjaga pola makan.
Selama beberapa bulan hingga Mei, Abu tetap beraktifitas seperti biasa. Hanya saja, kapasitas aktifitasnya yang sudah dikurangi. Abu tetap kuliah (yang ini bandel) dan masih kuat jalan-jalan atau sekedar duduk di teras rumah. Hingga pada akhirnya, kondisi Abu kembali memburuk setelah Abu (lagi-lagi bandel) pergi ke "lam poh" di jalan Generasi. Hmmm...
Kondisi Abu lemas, perut mulai membengkak, dan selera makan menurun. Kalau melihat berat badan, berat badan Abu sudah menurun drastis. Hanya 50-54 Kg!
Abu kembali dirawat di RS Cut Nyak Dhien selama 15 hari. Setelah dua minggu keluar dan kondisi Abu ternyata semakin lemas, Abu kembali dirawat di RS yang sama.
Saat ini, Abu sangat sulit menerima makanan apalagi nasi. Hanya makan satu sampai tiga sendok saja langsung mual dan muntah. untuk mengganti nasi, kami hanya bisa memberikan Abu air nasi.
Kata dokter, wajar kondisi Abu seperti itu jika melihat pembengkakan perut. ABu tidak boleh makan terlalu banyak, belum lagi cairan-cairan di dalam perut pun sudah terlalu banyak. Oleh karena itu lah, dokter pun mengambil tindakan untuk melakukan endoskopi. Di RS Cut Nyak Dhien, tidak ada alat untuk endoskopi. Dan Abu harus dipindahkan ke RS di Ujung Fatihag yang alatnya lebih lengkap.
Hmm. Sangat sedih jika melihat kondisi kesehatan Abu. Aku benar-benar tidak menyangka jika Abu sakit parah seperti sekarang ini. Hidup memang seperti roda, terus berputar. Tidak selamanya kita berada di atas, begitu pula sebaliknya. Dengan kondisi seperti saat ini, aku dituntut agar lebih ikhlas, sabar dan berlapang dada.
Mamak ku sangat setia mendampingi Abu, sampai aktifitasnya sehari-hari pun sudah diabaikannya. Memang belakangan ini mamak lebih sensitif dan gampang menangis. Tapi, bagiku beliau seorang wanita yang sangat sabar dan tegar. Peluk dan cium ku buat mamak....:')
sabar....allah SWT...tidak memberi ujian yg tak mampu dihadapi oleh umat nya......semoga abu cepat sembuh.....wasallam
BalasHapusSalam ya sama abu daN keluarga. Moga di berikan ketabahan.
BalasHapusSemoga Cepat sembuh Abunya. Semangat !!!!