Jumat, 12 Oktober 2012

Cinta Monyet


Siapa yang tidak pernah jatuh cinta? Aku rasa, setiap orang pasti pernah mengalaminya Hanya waktunya saja yang berbeda-beda. Ada yang cepat menyadarinya, bahkan ada yang lambat. Secara sadar tak sadar, cinta itu pasti akan datang ke dalam hati seseorang. Bahkan, monyet yang seekor binatang pun pasti punya cinta :)

Tiga belas tahun yang lalu, saat itu aku masih duduk di kelas tiga Madrasah Ibtidaiyah. Dan di saat itulah aku sudah mulai mengenal cinta. Cinta monyet yang datang tiba-tiba. Cinta yang begitu menyakitkan untuk anak seumuranku dulu.

Entah sejak kapan rasa suka itu muncul, aku tidak begitu ingat. Di kelasku dulu, ada seorang murid yang memang sangat mengagumkan. Andi namanya. Dia pintar, disukai oleh guru-guru dan ramah dengan murid-murid lainnya. Tidak sebandel  murid-murid cowok lain, yang hanya senang menjahili teman-teman sekelas dan menggoda-goda murid perempuan. Setiap tahunnya dia selalu mendapat ranking tiga besar di kelas. Banyak murid perempuan yang kagum dengannya, dan salah satunya adalah aku.

Ketika itu aku senang berandai-andai. "Ah, seandainya saja dia mau bermain denganku, pasti sangat menyenangkan," "Hmm, kenapa aku tidak pernah sekelompok dengannya?," "Ah, apakah dia tertarik denganku? Moga saja". Dan aku terus saja berandai-andai, larut dengan pikiranku. Kuambil kertas-kertas kecil, kutuliskan kalimat-kalimat singkat yang berisikan curahan perasaanku untuknya. Mengagumi secara diam-diam bagiku sangat seru. Dan ketika itu, semua terasa sangat indah dan manis.



Di kelas, aku duduk di kursi paling depan di deretan sebelah kanan. Aku sering sekali  mencuri-curi pandang ke tempat Ia duduk di deretan bagian pojok belakang sebelah kiri.  Hanya itu yang bisa kulakukan. Aku tidak begitu berani menyapanya, cukup hanya dengan melihatnya saja.

Satu hari, ketika guru belum memasuki kelas. Teman sebangku ku, Ratih, memintaku untuk meminjamkan buku catatan Matematika milikku. Aku mengambilnya dari tas dan kuberikan padanya. Sejak saat itulah, rahasia cinta monyetku  pada Andi yang kusimpan dan kujaga rapat-rapat agar tidak ada seorang pun yang tahu, runtuh...!

Ratih menemukan catatan kecil iseng ku. Isinya seperti ini....

"Ina Rahayu, yang manis, pintar dan baik hati LOVE Aguswandi, si pintar, ganteng  dan juga baik hati"

"Na, ini apaan sih? kamu yang tulis ya?," tanya Ratih padaku dengan wajah ingin tahu.

JDDEEERR.....!!! Seperti ada petir di kepalaku. Aku menelan ludah. Segera kugerakkan tanganku untuk mengambil kertas itu dari tangannya.

"Epss...ga bisa. Jelasin dulu dong maksud tulisanmu ini apa? Kamu suka Andi ya?" seru Ratih  menjauhkan tangannya dariku seraya menertawakan ketololanku, kemudian malah heboh memberitahu teman-teman lain yang duduk di belakang kami.

"Woyyy, Ina bikin surat cinta nih, buat Andi," Ratih mengibas-ngibas kertas itu. Lalu kusambar dan kubuang ke luar kelas melalui jendela di sampingku. Aku menangis tersedu-sedu karena menahan malu. Dan Ratih pun terdiam, tidak lagi mengejekku.

Setelah jam sekolah berakhir. Dengan perasaan yang tidak menentu aku pergi ke samping kelas, mengambil kertas yang kubuang lewat jendela tadi dan merobek-robeknya menjadi serpihan-serpihan kecil. Seperti perasaanku yang telah hancur lebur, menanggung malu.
Sejak saat itu, karena malu aku berhenti untuk menulis catatan itu lagi dan mencoba untuk tidak menyukai Andi.

Namun, hingga kelas enam pun rasa suka itu tetap ada. Berdebar setiap mengobrol dengannya dengan intonasi suara yang tidak menentu. Mencuri-curi pandang. Dan tetap menyimpannya rapat-rapat di hati.  Tidak sedikit pun aku berani menunjukkan perasaanku itu padanya.
Sejak kejadian memalukan itu walaupun tidak banyak murid yang tahu, aku tidak pernah bisa begitu akrab dengannya. Hanya dengan memandanginya saja sudah membuatku senang, dan cemburu ketika melihatnya bisa begitu akrab dengan Ratih dan beberapa murid perempuan lainnya. 

Belakangan aku tahu, ternyata Ratih juga menyukainya. Hanya saja, dia tidak sepemalu aku. Ratih begitu mudah akrab dengan Andi, dan sering terlihat bersama. Kelihatannya mereka memang punya hubungan yang sangat dekat ketika itu.
Dan aku memutuskan untuk segera melupakan Andi. Cinta monyet sekaligus cinta pertamaku pun berakhir seiring dengan kelulusanku dari Madrasah Ibtidaiyah itu. :)

Namun siapa sangka, di Madrasah Tsanawiyah aku kembali sekelas dengan Andi. Tapi cinta monyet itu tidak berlanjut kembali, aku mulai mengenal cinta lainnya setelah aku berhenti untuk tidak lagi mengharapkannya.... 
Jatuh cinta, siapa yang bisa menahannya??? Karena monyet pun bisa jatuh cinta, kalau tidak untuk apa dikatakan cinta monyet. :D

 Sumber Gambar : Azberita 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar